Bandar Tangkas Online

Bandar Tangkas Online
Bandar Tangkas Online

Monday, July 15, 2013

Agen Bola Terpercaya - YM= cs1_taruhanbola338@yahoo.com, +62 87876503777 - Saat Meriam di Dada


Suporter Arsenal di Stadion GBK.(foto:Heru Haryono/okezone)

Agen Bola Terpercaya - YM= cs1_taruhanbola338@yahoo.com, +62 87876503777 - Saat Meriam di Dada

Agen Bola Terpercaya

Sergio van Dijk, Boaz Solossa, Tony Sucipto, Zulkifli Syukur dan para pemain Timnas lain bersalam-salaman dengan pemain Arsenal, sebelum akhirnya meninggalkan lapangan menuju ruang ganti. Wajah para pemain menunjukkan raut muram. Skuad Timnas yang dalam laga persahabatan menghadapi Arsenal, dilabeli Indonesia Dream Team ini baru saja dibombardir Meriam London tujuh gol tanpa balas.

Malam itu, Stadion Gelora Bung Karno menjadi saksi, betapa dalam laga hiburan itu, tim tamu digdaya segala-galanya dari skuad Jacksen F Tiago. Di babak pertama, Arsenal hanya bisa menyarangkan satu gol, melalui aksi Theo Walcott.

Agen Bola Online

Tapi 45 menit kedua, Kurnia Meiga jadi sasaran empuk The Gunners. Enam gol silih berganti menerjang gawangnya. Tamu dari London itu benar-benar sukses mengacak-acak kandang Garuda.

Sementara, Indonesia yang cukup solid di babak pertama, tak terlihat berkembang. Banyak salah umpan, organisasi penyerangan yang kaku, dan sering hilang arah, membuat Boaz Solossa dan Sergio van Dijk harus mengais-ngais peluang untuk menembakkan bola ke gawang Wojciech Szczesny.

Tapi penonton sepertinya paham. Ini laga hiburan, dan mayoritas memang sengaja datang untuk menikmati kesempatan langka, menyaksikan klub pujaan mereka, langsung di depan mata, tanpa dihalangi layar kaca.

Kualitas Arsenal yang mendunia, sementara Indonesia yang masih level Asean, membuat orang jauh-jauh hari memang sudah memprediksi Arsenal bakal lebih perkasa di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Gooners sebutan fans Arsenal, larut menikmati gol-gol indah, Oliver Giroud cs ke gawang Kurnia Meiga di Stadion Gelora Bung Karno. Seolah tidak peduli yang dibobol adalah gawang tim nasional negara sendiri.

Apakah mereka sudah tidak punya lagi gairah mendukung Merah-Putih? Nanti dulu, ini mungkin soal lain, yang tidak perlu disangkut-pautkan dengan nasionalisme.

Para suporter hanya mencoba bersenang-senang menikmati sepakbola kelas dunia. Lagi pula, bagi fans Arsenal, pertandingan tadi malam boleh jadi seperti ajang penahbisan diri sebagai fans sejati klub asal London Utara itu.

Sederhana saja. Bagi mayoritas penggemar, kesempatan tersebut sangat langka. Menyaksikan langsung Arsenal bermain, terutama di markasnya di Emirates Stadium adalah mimpi besar. Tak heran bila, mereka coba membuat Gelora Bung Karno menebar sensasi Emirates Stadium, di mana mereka bisa menyanyikan “lagu-lagu pujian” di depan klub yang mereka puja.

Tapi, dalam momen-momen tertentu, rasa cinta terhadap Merah-Putih juga mereka tunjukkan meski dengan gaya menghardik atau menutup mata dengan dua telapak tangan, saat ada pemain Indonesia Dream Team yang salah umpan, atau terlihat kebingungan saat menggiring bola.

Yel-yel, “Indonesia, Indonesia, Indonesia,” juga mereka teriakan, bahkan saat Garuda sudah babak belur dihajar gol demi gol Meriam London.

Tapi malam itu, mereka memang hadir khusus untuk Arsenal. Setelah pertandingan, para suporter banyak yang belum beranjak. Mereka seperti ingin memberikan perpisahan dengan menyanyikan chants keras-keras untuk menutup malam itu. “ We love Arsenal, we do, we love Arsenal we do, we love Arsenal, we do, ooo..Arsenal we love you.” Koor itu serempak dinyanyikan, dan terdengar semarak, terutama dari sektor di tribun timur.

Agen Bola Sbobet

Para pemain Arsenal kemudian membentangkan spanduk bertuliskan, “Terima kasih atas dukungan anda”. Spanduk itu diperlihatkan ke segala sisi tribun. Para fans, menyambutnya dengan sorakan dan tepuk tangan.

“Rasanya seperti bermain di rumah, kandang sendiri, dengan dukungan yang sangat besar," Wenger berujar sesaat selepas laga.

Wenger dan Arsenalnya benar-benar menikmati sambutan luar biasa dari kedatangan di Bandara Halim, sampai hari pertandingan. Para pemainnya, seperti Theo Walcott, Thomas Rosicky, Oliver Giroud, Podolski, dan Alex Oxlade Chamberlain pun tak sungkan mengitari lapangan untuk melambaikan tangan, sebagai rasa terima kasih atas penyambutan hangat itu.

Sementara, Tony Sucipto, Boaz, Titus Bonnai, Zulkifli dan Sergio van Dijk tak berlama-lama di tengah lapangan. Mereka seolah maklum,  Minggu malam itu, Gelora Bung Karno bukan panggung mereka. Tujuan utama, suporter datang, kali ini memang karena Arsenal. Boleh dibilang 99 persen penonton yang datang mengenakan jersey dengan lambang Meriam di dada, bukan Garuda.

“Saya sudah 16 tahun enggak nonton bola di Senayan, baru sekarang lagi nonton. Sedih juga lihat ini,” ujar Nyoman, 60, salah seorang penonton.”Pemain timnas seperti merasa terusir, seperti bukan kandang sendiri,” tambahnya. Sambil bicara, tatapan matanya mengikuti gerombolan pemain Timnas yang berjalan pelan ke lorong pemain.

Bambang Nurdiansyah, eks punggawa Timnas era 1980-an, juga punya perasaan yang sama dengan Nyoman. Tapi, menurutnya, hal positifnya dari segala pemandangan di Stadion Gelora Bung Karno malam itu ialah jam terbang Timnas menghadapi tim kualitas dunia bertambah.

“Sedih, walaupun mereka Arsenal memang favorit. Yang main Timnas, Ini Garuda lho...Tapi ya sudah lah... saya tidak melihat dari sisi itu, meski prihatin juga. Sering-sering lah tambah jam terbang buat Timnas,” jawab Bambang mencoba mencari sisi positif.

Berita Bola By;

www.taruhanbola338.com

No comments:

Post a Comment